Di samping merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber dayaalam melimpah, Indonesia juga memiliki potensi sebagai wilayah rawan bencana.
Terkait dengan bencana di Tanah Air, persoalan yang hingga kini masih belum tuntas betul adalah soal penanganan bencana. Idealnya penanganan bencana dilakukan dari hulu ke hilir yaitu sejak dari memantau potensi bencana
hingga penanggulangan dan pencegahannya. Penanggulangan bencana mencakup banyak aspek, mulai dari legislasi, kelembagaan, pendanaan, perencanaan, penyelenggaraan, kesiapsiagaan, mitigasi, peringatan dini, tanggap darurat, rehabilitasi, rekonstruksi, hingga aspek iptek.
Terkait dengan aspek yang terakhir ini, perlu digarisbawahi bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan daya saing dan kualitas hidup suatu bangsa. Iptek berupaya memecahkan persoalan kekinian dan mengantisipasi masalah masa depan. Dengan adanya permasalahan terkini di bidang penanggulangan bencana, pembangunan iptek juga berupaya untuk menyediakan teknologi melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan dalam bidang tersebut.
Lingkup aspek iptek penanggulangan bencana meliputi: Pertama, pendidikan dan pelatihan antara lain memasukkan pendidikan kebencanaan dalam kurikulum sekolah, membuka program studi disaster management di perguruan tinggi, melakukan pelatihan manajer dan teknis, serta mencetak tenaga professional dan ahli penanggulangan bencana. Kedua, penelitian dan pengembangan iptek kebencanaan untuk memahami karakteristik ancaman dan teknologi penanganannya. Ketiga, penerapan teknologi penanggulangan bencana antara lain pemetaan dan tata ruang, peringatan dini (gunung api, tsunami, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan) serta bangunan tahan gempa bumi.