Bencana banjir merupakan bencana yang paling besar membawa kerugian bagi manusia dibandingkan dengan bencana yang lain, hampir setiap tahun dan setiap daerah bermasalah dengan banjir, kontuinitas bencana inilah yang membuat banjir paling memberikan efek kerugian bagi manusia, perkembangan perkotaan dan alih fungsi kawasan resapan merupakan penyebab penting dari semakin meluasnnya potensi banjir di perkotaan dan kawasan penyangga urban yang lain.
Pencegahan banjir dan melakukan pemetaan (lokalisasi) kawasan rawan bencana dan kawasan terdampak agar pada kawasan tersebut dapat dilakukan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk mengurangi efek dan kerugian yang akan timbul.
Berdasarkan tabel pembobotan kita dapat melakukan perhitungan terhadap sebuah kawasan, melakukan zonasi terhadap tingkat bencana banjir yang ada serta bagaimana solusi atau tindakan yang perlu dilakukan untuk mengendalikan dampak yang ada
matrik concordance (simetris berkebalikan) untuk menentukan ranking penilaian, sehingga diperoleh nilai potensi bahaya banjir dikriteriakan dalam lima kategori, yaitu rendah, kurang, sedang, cukup dan tinggi.
Besar kecilnya nilai bobot (weighting) terhadap faktor pendukung adalah berdasarkan tingkat pengaruh terhadap hasil potensi tingkat bahaya banjir. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika faktor penentu utama tidak ada
atau kondisi sangat ekstrim, maka faktor pembatas lainnya masih ada. Pendekatan simulasi melalui teknis analisis concordance menghasilkan matrik berdasarkanperbandingan faktor yang berpasangan. Lima faktor
(variabel X) yang mempengaruhi potensi tingkat bahaya banjir diharkat dari pengaruh secara kualitas maupun kuantitas, yaitu rendah (1), kurang (2), sedang (3), cukup (4), dan tinggi (5). Perhitungan bobot suatu faktor
dilakukan dengan menghitung akar (eigen) dari matrik tersebut sehingga diperoleh koefisien eigen vector yang merupakan bobot nilai X. Pendekatan dengan cara menjumlah elemen horisontal matrik, untuk
menghitung rasio antara jumlah horisontal dengan jumlah total. Nilai rasio merupakan nilai bobot faktor X. Pendekatan terakhir yang dilakukan ternyata lebih mudah.
Tingkat potensi bahaya banjir ditentukan berdasarkan sebaran normal dari nilai hasil overlay indeks terbobot,
sehingga diperoleh nilai batas atas kelas potensi bahaya banjir. Nilai yang diperoleh tidak tepat sekali, namun
mempunyai standar deviasi dari nilai rata-rata yang diperoleh. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dilakukan verifikasi agar deviasi yang diperoleh nilainya minimum. Persentase kendala setiap tingkatan potensi bahaya banjir ditentukan berdasarkan asumsi bahwa persentasi terbesar menjadi nilai tengah, sehingga diperoleh nilai statistik sebaran normal (kurve normal) gaussian. Oleh karena itu tingkat potensi bahaya banjir perbandingannya dapat disederhanakan sehingga menjadi kurve normal 1 : 2 : 3 : 2 : 1. Nilai statistik (Z) tingkat potensi hasil perhitungan untuk menentukan nilai batas X masingmasing tingkat adalah Z1 = 1,22; Z2 =0,43;Z3 = 0,43; Z4 = 1,22; Z5 = 3,90.
Tulisan ini hanya sekedar pengantar menuju hasil mengenai analisa banjir kota makassar dan kalau bisa sampai perencanaan kota makassar berbasis mitigasi bencana banjir, karena banjir lah salah satu bencana yang paling mungkin terjadi, karena makassar tidak dikawasan patahan, gunung merapi maupun tsunami….